“Go Green“ Pelatihan Untuk Mendorong Perilaku Konservasi dan Pro Lingkungan bagi Santri Al Ghazali, Kota Bogor

Masni Erika Firmiana, Rochimah Imawati, Meithya Rose Prasetya

Abstract


Pondok Pesantren Al Ghazali menerapkan beberapa kegiatan kebersihan harian. Yang pertama kegiatan para santri mengumpulkan sampah setiap hari, dan langsung membakarnya. Pembakaran tersebut menghasilkan gas CO2yang menimbulkan polusi udara.  Yang kedua, sampah harian rumah tangga dikumpulkan di belakang pondok untuk dibawa oleh tukang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk kegiatan kedua, pondok pesantren mengeluarkan biaya hingga Rp. 700.000/bulan, padahal pondok sendiri belum termasuk lembaga yang mapan secara ekonomi. Untuk awal, tim merancang sebuah program intervensi sosial untuk mendorong perilaku pro lingkungan dan konservasi alam bagi para santri, sebagai generasi yang akan menjadi generasi pelopor untuk lingkungan yang lebih baik di masa mendatang. Program intervensi menggunakan model psikologi konservasi (Clayton & Brook, 2005), knowledge yang berhubungan dengan perilaku konservasi, (Pratkanis & Turner, 1994; Ronis & Kaiser, 1989; Schahn & Holzer, 1990, dalam Frick, J; Kaiser FG; Wilson, Mark; 2004), serta educational intervention. Setelah melalui seluruh proses, para santri memahami, dan mau melaksanakan praktik untuk perilaku pro lingkungan yang diharapkan selama beberapa waktu, namun kemudian terkendala oleh tugas-tugas lain dari guru. Integrasi dan kerjasama dari semua pihak (tim, sekolah, guru), perlu mendapat perhatian penting. Intervensi selanjutnya akan diarahkan kepada pihak guru, dan sekolah.

 

Islamic Boarding School (Pondok Pesantren; here in after referred to as ‘Pontren’) Al Ghazali implements several daily cleaning activities; the first of which is the students collect daily garbage and conduct immediate burning. The burning results in CO2 that might trigger air pollution. The second, the daily domestic garbage is collected behind the school for pickups by the garbage collector to the landfill area. For the second activity, the school spends a cost of up to USD. 700,000/ month despite the fact that the school is not a economically-established institution. Initially, the Team designs a social intervention program to encourage environmental-friendly and nature conservation-based behaviour that would become the pioneer for better environment in the future. The intervention program applies consciousness raising, conservation psychology model, knowledge-related conservation behaviour, and educational intervention. After getting through all processes, the students comprehend and are willing to implement the expected pro environmental behaviour, but some hindrance appear; taking the form of teachers assignments. Integration and cooperation from all related parties (Team, school, and teachers) requires important attention. The subsequent intervention will be directed to teachers and school, by using Bandura’s Social Learning Theory.


Full Text:

PREVIEW DOCUMENT


DOI: http://dx.doi.org/10.36722/sh.v1i3.61

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat)

Unievrsitas Al Azhar Indonesia, Lt. 2, Ruang 207

Kompleks Masjid Agung Al Azhar

Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru

Jakarta Selatab 12110

 

Visitors