Suatu Telaah Budaya: Agama dalam Kehidupan Orang Jepang

Sandra Herlina

Abstract


Pandangan orang Jepang terhadap agama adalah sebagai ikatan budaya dan tradisi.  Memiliki dua atau lebih agama dalam kehidupan seseorang adalah sesuatu yang wajar, dan hal tersebut menjadikan salah satu karakteristik agama Jepang.  Dalam sejarahnya yang panjang, agama telah mengalami perkembangan, agama asli tetap dipertahankan walaupun muncul agama-agama baru, agama asli tetap hidup dengan harmonis meskipun terjadi sinkretisme. Ada beberapa agama yang ada di Jepang selain Shinto sebagai folk belieft dan sebagai kepercayaan, antara lain Budha, agama-agama Samawi, Shinshukyo dan agama-agama lainnya yang berdampingan secara harmonis. Meskipun dikatakan bahwa agama tidak penting dalam kehidupan orang Jepang, namun pada kenyataannya orang Jepang tetap meneruskan kehidupan keagamaan dalam perilaku mereka sebagai “penjaga tradisi”  kebudayaan mereka. Abstract

The Japanese view of religion as cultural ties and traditions. Having two or more religion in one’s life is something that is reasonable and that is became one of Japanese religion character. In its long history, religions have experienced growth, the original religion live harmony is maintained despite an emerging syncretism or religious. There are some religions that exist in Japan other than folk belieft Shinto as the belief among others, Buddhist, Samawi religions, Shinshukyo and others who live together in harmony. Although it is said that religion is not important in Japanese life, but in fact the Japanese continue to run as part of religious life in their behavior as culture “guardians of tradition”.


Full Text:

PREVIEW DOCUMENT


DOI: http://dx.doi.org/10.36722/sh.v1i2.43

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat)

Unievrsitas Al Azhar Indonesia, Lt. 2, Ruang 207

Kompleks Masjid Agung Al Azhar

Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru

Jakarta Selatab 12110

 

Visitors