Ekosistem dalam Puisi Membaca Tanda-Tanda Karya Taufiq Ismail Sebuah Kajian Etis Ekokritik

Arianty Visiaty, Zuriyati Zuriyati, Saifur Rohman

Abstract


Abstrak - Kerusakan lingkungan merupakan masalah yang penting untuk diperhatikan. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena keseimbangan ekosistem terganggu. Salah satu media untuk menyampaikan isu dan pesan terhadap lingkungan adalah karya sastra. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji sastra dari kajian etis ekokritis terhadap puisi karya Taufiq Ismail berjudul “Membaca Tanda-tanda”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga sikap terhadap alam dalam puisi “Membaca Tanda-tanda”, yaitu, sikap solidaritas terhadap alam, sikap kasih sayang dan kepedulian terhadap alam, serta sikap tidak mengganggu kehidupan alam. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah, melalui kajian etis ekokritik puisi “Membaca Tanda-tanda” karya Taufiq Ismail ini dapat terlihat gambaran kerusakan alam akibat rusaknya ekosistem karena ulah manusia dan sikap manusia yang ditimbul terhadap fenomena alam tersebut.

AbstractEnvironmental damage is an important issue for concern. Environmental damage can occur because the balance of the ecosystem is disturbed. One of the media to convey issues and messages to the environment is literature. This research examines literature from an ecocritical ethical study of a poem by Taufiq Ismail entitled "Membaca Tanda-tanda." The method used in this research is descriptive qualitative. This research shows that there are three attitudes towards nature in the poem "Membaca Tanda-tanda": (1) an attitude of solidarity towards the environment; (2) an attitude of love and concern for nature; and (3) an attitude of not interfering with natural life. The conclusion of this research is, through the ethical study of the ecocritical poetry of Taufiq Ismail's poem "Membaca Tanda-tanda", there is a picture of natural damage due to damage to ecosystems caused by human activities and attitudes arising against these natural phenomena.

KeywordsEnvironment, ecosystem, ecocriticism, poem


Full Text:

PDF

References


C. Glotfelty and H. Fromm, The Ecocriticism Reader: Landmarks in Literary Ecology. University of Georgia Press, 1996.

S. Sukmawan, Ekokritik Sastra: Menanggap Sasmita Arcadia. Universitas Brawijaya Press, 2016.

T. Gifford, Pastoral. Routledge, 1999.

E. Sulistijani, “Kearifan Lokal dalam Kumpulan Puisi Kidung Cisadane Karya Rini Intama (Kajian Ekokritik Sastra),” Nusa, vol. 13, no. 1, pp. 1–15, 2018.

M. L. A. Sumaryati and M. N. Helmi, “Puisi-puisi Langit by Taufiq Ismail: A Literary Ecology Study,” in Proceedings of the 28th International Conference on Literature: “Literature as a Source of Wisdom,” 2019, pp. 669–680.

Q. I. Aris, “Ekokritik Sastra Dalam Puisi Talang Di Langit Falastin Karya Dheni Kurnia,” J. Ilmu Budaya, vol. 16, no. 2, pp. 98–109, 2020.

A. Sultoni, “Kritik Ekologis dalam Buku Puisi Air Mata Manggar Karya Arif Hidayat : Kajian Ekologi Sastra,” JP-BSI (Jurnal Pendidik. Bhs. dan Sastra Indones., vol. 5, no. 1, pp. 6–10, 2020.

C. N. I. Nurul Setyorini, “Representasi Krisis Ekologi di Indonesia Puisi Mambeca Tanda-tanda dan Menengadah ke Atas Merenungi Ozon yang Tak Nampak Karya Taufik Ismail,” J. Bahtera, vol. 5, no. 9, pp. 317–329, 2018.




DOI: http://dx.doi.org/10.36722/sh.v5i4.402

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat)

Unievrsitas Al Azhar Indonesia, Lt. 2, Ruang 207

Kompleks Masjid Agung Al Azhar

Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru

Jakarta Selatab 12110

 

Visitors