Kesadaran dan Pengetahuan untuk Penanganan Awal Anak Berkebutuhan Khusus di Lembaga PAUD Pesanggrahan Jakarta
Abstract
Abstrak - Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saat ini sudah semakin tersebar di seluruh Indonesia. Begitu pentingnya PAUD, sehingga menjadi salah satu tujuan penting dalam pembangunan di Indonesia. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan (Abdurrachman, 1994:2) termasuk juga anak-anak. Tidak hanya anak-anak yang berada dalam kondisi normal, bahkan juga anak yang memiliki keterbatasan atau biasa disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sayangnya belum semua pendidik PAUD memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mengenali dan menangani ABK dengan benar. Untuk perlu pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tersebut.
Suran & Rizzo (dalam Mangunsong, 2008:3) menyatakan bahwa anak yang tergolong luar biasa atau memiliki kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Intervensi sosial didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk membantu orang per orangan atau kelompok, atau keluarga, atau komunitas dalam konteks kehidupan sosial (Hardjomarsono, 2007: 1.4). Model evaluasi Kirkpatrick adalah model evaluasi pelatihan yang menggunakan empat level dalam mengkategorikan hasil-hasil pelatihan. Empat level tersebut adalah level reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. (1959, dalam Kirkpatrick, 2006)
Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan model evaluasi pelatihan KirkPatrick, dan pre-post treatment. Sebelum pelaksanaan pelatihan, para peserta akan diberikan pre-test dan setelah kegiatan, para peserta akan mengerjakan post test. Sumber datanya adalah para pendidik PAUD dalam lingkungan HIMPAUDI Kecamatan Pesanggrahan yang mengikuti kegiatan pelathan ini.
Berdasar hasil Pre dan Post test diketahui bahwa persentase mean pre test adalah 68,78%, artinya nilai rata-rata pengetahuan peserta sebelum pelatihan adalah adalah 68, 78, sementara diperoleh hasil post test sebesar 90,68 % yang berarti bahwa nilai rata-rata pengetahuan peserta setelah pelatihan adalah 90,68. Hal ini berarti materi yang diberikan dapat diterima dengan sangat baik oleh peserta, terlihat dari peningkatan persentase rata-rata pengetahuan pre test – post test
Kegiatan pelatihan ini dapat disimpulkan berjalan dengan baik. Untuk kegiatan selanjutnya, diharapkan bisa melakukan semua tahapan dari KirkPaatrick, mempertimbangkan kalender akademik PAUD dan dilakukan dalam skala yang lebih besar dan bertahap.
Kata Kunci – Training, Pendidikan Anak Usia Dini, Guru Pendidikan AUD, Anak Berkebutuhan Khusus
Abstract - Early Childhood Education Institutions (PAUD) is now increasingly spread throughout Indonesia. Once the importance of early childhood, so it becomes one of the important goals in development in Indonesia. As stated in the 1945 Constitution article 31 stating that every citizen is entitled to education (Abdurrachman, 1994: 2) as well as children. Not only children who are in normal condition, even children who have limitations or so-called Children with Special Needs (ABK). Unfortunately not all PAUD educators have the basic knowledge and skills to recognize and handle the crew properly. To need training to improve the knowledge and skills.
Suran & Rizzo (in Mangunsong, 2008: 3) states that children who are extraordinary or have special needs are children who are significantly different in some important dimensions of their humanitarian function. Social intervention is defined as an act aimed at helping an individual or group, or family, or community in the context of social life (Hardjomarsono, 2007: 1.4). Kirkpatrick's evaluation model is a training evaluation model that uses four levels in categorizing training outcomes. These four levels are the level of reaction, learning, behavior and results. (1959, in Kirkpatrick, 2006).
The method used is quantitative, using the KirkPatrick training evaluation model, and pre-post treatment. Before the training, participants will be given pre-test and after the activity, the participants will do post test. The data source is PAUD educators in HIMPAUDI sub-district Pesanggrahan who follow this pelathan activity. The method used is quantitative, using the KirkPatrick training evaluation model, and pre-post treatment. Before the training, participants will be given pre-test and after the activity, the participants will do post test. The data source is PAUD educators in HIMPAUDI sub-district Pesanggrahan who follow this pelathan activity.
Based on the results of Pre and Post test it is known that the mean pre test percentage is 68.78%, meaning that the average score of participants' knowledge before the training is 68,78 while the post test result is 90.68% which means that the mean participants' knowledge after training is 90.68. This means that the material given is very well received by the participants, as evidenced by the increase in the average percentage of pre - test - post test knowledge
This training activity can be concluded to run well. For subsequent activities, it is expected to perform all stages of KirkPaatrick, consider the academic calendar of early childhood and be done on a larger and gradual scale.
Keywords - Training, Early Childhood Education, Early Childhood Teacher, Special Needs Children
Full Text:
PDFReferences
Abdurrahman, M dan Sudjadi, S. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti.
Fitriani, dkk. 2011. Motif Keterlibatan Kaum Ibu dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Jakarta Barat. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Humaniora Vol 1 no 1 Maret 2011
Hardjomarsono, B. 2007. Teori dan Metode Intervensi Sosial. Edisi 2. Buku Materi Pokok. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka
http://edisicetak.joglosemar.co/berita/pendidikan-anak-berkebutuhan-khusus-249000-orang-belum-tersentuh-10611.html. (Diakses pada 28 September 2014)
http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2655. (Diakses pada 29 September 2014)
http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2060. (Diakses pada 29 September 2014)
http://poskotanews.com/2013/07/18/jumlah-abk-makin-banyak/. (Diakses pada 28 September 2014)
http://poskotanews.com/2013/07/20/kenali-anak-berkebutuhan-khusus-sejak-dini/ (Diakses pada 29 September 2014)
http://poskotanews.com/2013/07/19/jumlah-anak-berkebutuhan-khusus-meningkat/ (Diakses pada 29 September 2014)
http://republiknews.com/apk-paud-setiap-tahun-terus-meningkat/. (Diakses pada 29 September 2014)
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/17/mq2zvp-jumlah-anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia-tinggi, (Diakses pada 28 September 14)
KirkPatrick, DL; & Kirkpatrick, JD. 2006. Evaluating Training Programs, 3rd edition. Berret-Koehler Publisher, SanFrancisco
Mangunsong, F. 2008. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jilid 1. LPSP3 UI Depok
NSPK Juknis Penyelenggaraan Pos PAUD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2013
Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus Bagi Pendamping (Orang tua, Keluarga, dan Masyarakat) ,Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Jakarta, 2013
Permeneg PP&PA No.10 Thn 2011 Tentang ABK, diakses tanggal 28 September 2014
Sanytiasa, B. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Bermain Play Dough Di RA Apel Cilandak Timur. Skripsi. Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, tidak diterbitkan
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
DOI: http://dx.doi.org/10.36722/sh.v3i2.206
Refbacks
- There are currently no refbacks.
LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat)
Unievrsitas Al Azhar Indonesia, Lt. 2, Ruang 207
Kompleks Masjid Agung Al Azhar
Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru
Jakarta Selatab 12110