Praanggapan dan Tindak Tutur Meminta Maaf di Media Sosial

Lusi Lian Piantari, Era Bawarti, Aulia Azka Ariiba

Abstract


Permintaan maaf yang merupakan salah satu bentuk tindak tutur memiliki terjadi karena adanya praanggapan dari penutur yang menunjukkan pengetahuan dari penutur. Keterkaitan antara permintaan maaf, praanggapan, dan pengetuan penutur merupakan fenomena interaksi yang menarik untuk dikaji secara linguistik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara praanggapan (presupposition) yang memunculkan pengetahuan yang dimiliki oleh pelaku interaksi dengan strategi permintaan maaf secara publik. Penelitian ini menggunakan teori praanggapan, tipe pengetahuan, dan strategi tindak tutur permintaan maaf dalam ancangan penelitian pragmatik. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang melibatkan pengklasifikasian, penghitungan frekuensi, dan analisis kualitatif. Teknik-teknik tersebut dilakukan untuk menganalisis bentuk-bentuk praanggapan, tipe pengetahuan, dan strategi tindak tutur meminta maaf yang dilakukan oleh pelaku interaksi. Data penelitian diambil dari permintaan maaf secara publik, terkait isu-isu kontroversial yang dilakukan oleh tokoh publik, yang diunggah di media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok. Data permintaan maaf yang diambil berbentuk data tulisan dan video. Hasil dari analisis data penelitian diharapkan dapat menggambarkan hubungan antara praanggapan dan pemunculan strategi tindak tutur permintaan maaf. Penelitian ini menunjukkan bahwa praanggapan dan pengetahuan penutur mempengaruhi pola-pola tindak tutur meminta maaf.

Kata Kunci: praanggapan, tindak tutur, permintaan maaf, media sosial


Full Text:

PDF

References


Brown P and Levinson S. Politeness. London: Cambridge University Press;1987. Maybin J. Language, struggle and voice: the Bakhtin/Volosinov writings," in Discourse Theory and Practice: A Reader. London: Sage Publications; 2002.

Navera J.A.C. and Gustilo L. Knowledge types and presuppositions. An Analysis of strategic aspects of public apologies. Pragmatics. 2022; 32:2 pp 274-298. Available from https://doi.org/10.1075/prag.20043

Saarinen T. Persuasive presuppositions in OECD and EU higher education policy documents. Discourse Studies.2008;10:341-359, Available from https;//doi.org/10.1177/1461445608089915

Kampf Z. Public (non) apologies: the discourse of minimizing responsibility. Journal of Pragmatics. 2009;41: 2257-2270. https://doi.org/10.1016/j.pragma.2008.11.007

Zhanghong X, Yanan L. A pragmatic study of apologies posted on weibo by chinese celebrities. International Journal of Literature and Arts. 2020; 8 (2): 52–61. Available from https://doi.org/10.11648/j.ijla.20200802.14

Pomerantz A. Agreeing and disagreeing with assessments: some features of preferred and dispreferred turn shapes. Cambridge: Cambridge University Press;1984.

Thomas J. Meaning in interaction: an Introduction to pragmatics. London: Longman;1997.

Ruth P.Saying ‘Sorry’: corporate apologies posted on twitter. Journal of Pragmatics. 2014; 62:30-45. Available from https://doi.org/10.1016/j.pragma.2013.12.003

Wilson D, Sperber D, Inference and Implicature. in Pragmatics: A Reader. London: Oxford University Press;1999.

Clyde A S. When are public apologies ‘successful’? focus on British and French apology press uptakes. Journal of Pragmatics. 2015; 84: 139.

Josh C. Sorry sorries: image repair after regretted apologies. Public Relation Review.2016; 42: 353–358. Available from https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2016.01.002




DOI: http://dx.doi.org/10.36722/psn.v4i1.3528

Refbacks

  • There are currently no refbacks.