Fenomena Pengunduran Diri Di Kalangan Pejabat Publik Jepang (Studi Tentang Budaya Politik Masyarakat Jepang Tahun 2007-2011)

Yusy Widarahesty, Rindu Ayu

Abstract


Abstrak - Fenomena pengunduran diri dikalangan pejabat publik Jepang telah memberikan warna dalam budaya politik yang dimiliki bangsa Jepang. Fenomena tersebut menarik perhatian penulis untuk mengkaji lebih dalam mengenai sikap yang dikenal dengan ”kesatria politik” tersebut dikalangan pejabat publik Jepang.  Sikap mundur tersebut telah menggambarkan bentuk tanggung jawab yang dianggap ”kesatria” yang dimiliki dalam karakter berpolitik negeri sakura ini. Penelitian ini sendiri merupakan penelitian literature yang bertujuan untuk melihat bagaimana sejarah terciptanya ”budaya mundur” tersebut dan bagaimana Fenomena pengunduran diri dikalangan  pejabat publik Jepang yang terjadi dari periode 2007-2011, yang dilihat melalui pendekatan kajian budaya (cultural studies) dengan menggunakan konsep budaya politik dan ideologi. Dari hasil analisis melalui kepustakaan, maka dapat disimpulkan bahwa Fenomena pengunduran diri yang dilakukan oleh kalangan pejabat publik Jepang, merupakan hasil dari ”pengawetan selektif” terhadap nilai-nilai leluhur yang dilakukan oleh otoritas kuasa. Nilai-nilai tersebut kemudian terekam dalam ruang dan waktu yang terus berganti dengan wujud yang berbeda. Nilai tersebut terus berkembang dan bertahan sehingga menjadi sebuah ideologi yang dipercaya oleh masyarakat Jepang. Proses ”pengawetan selektif” inilah yang kemudian tanpa disadari menjadi hegemony nilai bagi masyarakat Jepang, sehingga bagi siapapun yang mencoba melanggarnya akan berhadapan dengan ”sanksi sosial” yang sangat berat. Ketika nilai ini sudah terekam dalam jejak panjang masyarakat Jepang kemudian dianggap sebagai nilai-nilai leluhur yang terus ”diawetkan”,  maka hukum yang berjalan adalah ”sanksi sosial”, karena ketika penghakiman masyarakat menjadi ampuh, maka penilaian umum (looking pretty for everyone) akan menjadi pertimbangan yang mutlak dan seakan tidak memberikan tempat pada pilihan yang lain, disitulah terjadi fenomena pengunduran diri yang bertubi-tubi yang dilakukan oleh para pejabat publik Jepang.       

 

Abstract - The phenomenon of resignation among Japanese public officials have given color to the Japanese political culture. The resignation attitudes have described a form of responsibility which is considered as a "knights" of the political character of the “Sakura” country. This research is specifically conducted to see how the history of the creation of a "resignation culture" and how the phenomenon of resignation among Japanese public officials that occurred from the period 2007-2011. This Research includes qualitative research with descriptive analysis. 

From the analysis through the literature methodology, it can be concluded that the phenomenon of resignation made by the Japanese public officials, was the result of "selective preservation" of the ancestral values by the power authority. These values then, recorded in space and time constantly changing with different forms. That Value continues to grow and survive to become an ideology that is trusted by the Japanese people. The process of "selective preservation" is then unwittingly become hegemony value for Japanese people, so for anyone who tried to break it will face a heavy "social sanctions". When the social sanction becomes effective, the general assessment (looking pretty for everyone) would be considered absolute and seemingly did not give place to the other options, that's where the phenomenon occur resignation barrage by the Japanese public officials.


Full Text:

Preview Document

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ISSN : 2356-0185

LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat)

Universitas AL-AZHAR INDONESIA