Ketahanan Keluarga melalui Program Pengolahan Limbah Air Wudhu Berbasis Masjid di DKI Jakarta
Abstract
Pemanfaatan air bersih yang berasal dari tanah di DKI Jakarta semakin meningkat, akan tetapi sangat disayangkan tidak diikuti dengan upaya pengembalian ke dalam tanah. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan lahan untuk tempat tinggal semakin meningkat sehingga berdampak pada semakin menurunnya lahan terbuka untuk peresapan air hujan. Dampak yang terjadi dari kondisi ini adalah penurunan muka air tanah dan intrusi air laut. Keadaan ini perlu segera diatasi dengan teknologi tepat guna dan aplikatif yaitu instalasi pengolahan limbah air wudhu terintegrasi dengan sistem akuaponik. Selain itu instalasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk menampung air hujan. Masjid dan mushola sangat berpotensi untuk menerapkan teknologi instalasi yang terintegrasi dengan akuaponik. Oleh sebab itu masjid dapat berperan sebagai penyangga ekologis bagi lingkungan sekitarnya. Sistem akuaponik dapat menjadi contoh program ketahanan keluarga dari aspek kesehatan khususnya untuk kecukupan zat gizi. Potensi fungsi lain dari masjid adalah sebagai solusi terhadap masalah sosial dan ekonomi terutama dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Hal yang ditemukan di masyarakat terkait dampak tersebut adalah kemiskinan, kasus kekerasan rumahtangga, perceraian, kriminalitas dan kenakalan remaja. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu adanya pemberdayaan masyarakat yang di pelopori dari masjid yang merupakan basis umat. Sejauh ini, peranan masjid sebagai penyangga ekologis, fungsi ketahanan keluarga, solusi bagi permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat belum optimal khususnya untuk memberdayakan zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf). Mitra dalam pengabdian masyarakat adalah masjid yang berada di DKI Jakarta yaitu At Tawab di Cakung, Al Hikmah di Cijantung dan Abu Bakar Ash Shiddiq di Pasar Rebo, Al Ikhwan Semanan di Cengkareng dan Istiqomah di Tanah Kusir. Metode yang digunakan adalah program ketahanan keluarga yang terdiri atas penerapan instalasi terintegrasi dengan akuaponik, dan program psikoedukasi termasuk peningkatan ekonomi masyarakat melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf, komunikasi dan hukum. Program ini akan dilaksanakan selama 3 minggu. Luaran yang ditargetkan adalah 1 artikel ilmiah, dan 8 video yang terdaftar sebagai HKI.
Kata kunci: air bersih, air wudhu, masjid, instalasi, ketahanan keluarga
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik (2019). Jumlah Sarana Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta 2018-2020. https://jakarta.bps.go.id/indicator/27/605/1/jumlah-sarana-ibadah-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-dki-jakarta.html
Badan Pusat Statistik (2020). Statistik Air Bersih 2014-2019. Pp 1-78.
Badan Pusat Statistik (2021). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2021. Berita Resmi Statistik. Pp 1-28.
Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (2007). Buku Panduan Pengembangan Air Minum. Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya. Pp. 1-52.
Ibrahim, M. (2017). Masjid dan Kemiskinan. Al Idarah, 1(2): 153-166.
Kementerian Tenaga Kerja (2017). Daftar Register Permohonan Informasi Tahun 2021.Pp.1-5.
PAM Jaya (2019). Laporan Tahunan 2019. Pp. 1-94.
Pertiwi, Z., Notriawan, D. & Wibowo, R.H. (2020). Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Meningkatkan Imunitas Tubuh sebagai Pencegahan Covid-19. Dharma Rafflesia, 18(2): 110-118.
Setyadi, S. & Indriyani, L. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Peningkatan Resiko Kemiskinan di Indonesia. Pareto, 4(1): 1-14.
Suryana, S. D. (2010). Psikologi untuk Keluarga, Cetakan ke-15. Jakarta: Gunung Agung Mulia. Pp. 28-30.
DOI: http://dx.doi.org/10.36722/jpm.v4i1.1012
Refbacks
- There are currently no refbacks.