Analisis Framing Pemberitaan Ahok vs Lulung dalam Konflik Penertiban PKL di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat dalam Media Online Detik.com

Dina Fadiyah

Abstract


Abstrak – Jakarta mengalami perubahan gaya kepemimpinan yang sangat signifikan semenjak Fauzi Bowo (Foke) lengser dan digantikan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta saat ini. Dalam kepemimpinan Ahok saat ini, banyak hal-hal kontroversi yang dilakukannya dan tentu saja tidak semua orang dapat menerima itu dengan baik. Gaya kepemimpinan Ahok yang dinilai “anomali” dari para pemimpin Jakarta sebelumnya maupun dari para pejabat Negara yang ada saat ini, membuat ia selalu menjadi sorotan media, baik itu media cetak maupun media online. Tulisan ini secara umum menjelaskan tentang bagaimana fokus pemberitaan media online detik.com mengenai isu Basuki Tjahja Purnama (Ahok) vs Abraham Lunggana (Lulung) dalam konflik penertiban PKL di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada beberapa waktu yang lalu. Dimana sudah menjadi rahasia umum bahwa Lulung disebut-sebut sebagai “preman” nya Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tulisan ini menggunakan teori analisis framing William A. Gamson dan Andre Modigliani yang dipadukan dengan metode kualitatif analisis wacana sehingga penelitian ini akan menjadi warna tersendiri yang dapat disuguhkan bagi para pembacanya. Hipotesanya adalah media memiliki peran yang sangat penting dalam membawa masyarakat atau pembacanya kepada satu pemikiran yang sejalan dengan si pembuat berita, termasuk media online detik.com, meskipun media tersebut tidak dimiliki oleh seorang politikus ataupun seorang yang berasal dari anggota partai politik, tetapi media tersebut tetap dapat “bermain” dalam mengarahkan pemikiran para pembacanya.

Abstract – Jakarta experienced a change in leadership style is very significant since Fauzi Bowo (Foke) stepped down and was replaced by Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) as the number one in Jakarta today. Ahok in leadership at this time, a lot of controversial things he did and of course not everyone can receive it well. Ahok leadership styles that are rated "anomaly" of the leaders of the previous Jakarta as well as from officials state that exists today, making it always in the spotlight of media, both print and online media. This paper generally describes how the focus of media coverage on the issue detik.com online Tjahja Basuki Purnama (Ahok) vs. Abraham Lunggana (Lulung) in curbing conflicts street vendors in Pasar Tanah Abang on some time ago. Where it is common knowledge that Lulung touted as "thugs" it Pasar Tanah Abang, Central Jakarta. This paper uses the theory of framing analysis William A. Gamson and Andre Modigliani combined with qualitative methods of discourse analysis that this study will be a unique color that can be presented to the readers. The hypothesis is that the media have a very important role in bringing the community or readers to the idea that in line with the newsmakers, including detik.com online media, although the media is not owned by a politician or a person from a political party, but the media can still "play" in directing the thinking of readers. 

Keywords – Ahok-Lulung, PKL Tanah Abang Market, Media Politics, Framing Analysis


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ISSN : 2356-0185

LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat)

Universitas AL-AZHAR INDONESIA