Wacana Demokrasi di Media Online Kelompok Muslim Indonesia dan Malaysia

Lestari Nurhajati

Abstract


Abstrak – Kekerasan demi kekerasan atas nama agama makin sering terjadi di Indonesia, terutama dilakukan oleh kelompok Islam garis keras dan radikal. Nilai kemanusiaan dan demokrasi pun seolah diterabas dengan bebasnya, padahal selama ini masyarakat Indonesia selalu berbangga diri sebagai negara demokratis dengan jumlah penduduk sangat besar. Sementara itu Malaysia yang juga memiliki banyak kelompok  Islam garis keras dan radikal justru tidak terjadi aksi kekerasan atas nama agama di masyarakat akar rumputnya. Pergulatan atas nama agama yang dipertentangkan dengan nilai-nilai demokrasi kemudian pun menghadirkan sebuah permasalahan tersendiri yakni: bagaimana pemaknaan demokrasi   pada kelompok Islamdi Indonesia dan Malaysia? Apakah benar bahwa nilai-nilai demokrasi dianggap semata-mata produk barat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam ? Habermas mengatakan bahwa dengan komunikasi yang emansipatoris maka demokrasi akan tercapai. Tindakan komunikatif, yakni saling berdiskusi, memberi keyakinan dengan bebas tanpa tekanan dari pihak manapun, tanpa ada pemaksaan kehendak, dan tanpa kekerasan, akan menciptakan ruang publik (public sphere) yang kondusif (termasuk ruang publik melalui media online). Hal ini seharusnya berlaku di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis wacana teks pada media online kelompok-kelompok Islam  baik di Indonesia maupun di Malaysia.  

 

AbstractViolence in the name of religion increasingly frequent in Indonesia, mainly carried out by Islamic hardliners and radicals. Humanitarian and democratic values were violated as freely, but so far the people of Indonesia are always proud of ourselves as a democratic country with a very large population. Meanwhile Malaysia which also has a lot of hard-line Islamic groups and radical violence did not happen in the name of religion in society grassroots. Struggle in the name of religion as opposed to democratic values and then also presents a separate problem: how the meaning of democracy in Indonesia and Malaysia Islamdi group? Is it true that democratic values are considered solely western products and not in accordance with Islamic values? Habermas says that the emancipatory communication then democracy will be achieved. Communicative action, namely mutual discussion, giving confidence freely without any pressure from any party, without the imposition of the will, and without violence, would create a public space (public sphere) that is conducive (including public spaces through online media). This should apply in Indonesia. This study used a qualitative method of discourse analysis techniques in the online media texts Islamic groups in Indonesia and Malaysia.

 

Keywordsdemocracy, the public sphere, the Islamic group, online media.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ISSN : 2356-0185

LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat)

Universitas AL-AZHAR INDONESIA